Suatu saat kamu akan mengerti; bahwa mengajar bukan hanya sebatas kamu berdiri di depan kelas, menyampaikan beberapa ilmu yang kamu punya lantas berakhir dengan evaluasi atau ujian untuk mengetahui seberapa banyak ilmu yang dapat diserap oleh mereka.
Karena mengajar bukan soal menyiapkan segunung ilmu pengetahuan, tidak hanya tentang penguasaan kelas, tidak melulu tentang hubungan guru-siswa.
Tapi mengajar juga berbicara soal empati, seberapa peka kamu melihat dan memberi dengan hati.
Akhirnya, bukan hanya murid-muridmu yang terinspirasi, namun kita pun mampu terinspirasi.
Semangat menginspirasi-terinspirasi, buat diri, buat relawan pengajar Kelas Inspirasi yang semangatnya saya yakin tak bertepi.
-Satu catatan semangat dari sahabat saya: @naku_ast27-
Benar saya setuju dengan kata2 Mas Fredy tentang ini: "...mengajar bukan hanya sebatas kamu berdiri di depan kelas, menyampaikan beberapa ilmu yang kamu punya lantas berakhir dengan evaluasi atau ujian untuk mengetahui seberapa banyak ilmu yang dapat diserap oleh mereka..."
ReplyDeleteWalaupun saya tidak mengikuti Indonesia mengajar atau Kelas Inspirasi atau SM3T, di desa tempat saya tinggal saya bagaikan Pengajar Muda yang mengajar dan menginspirasi adik2 SD yang rutin ke rumah untuk les. Tantangan juga sebenarnya karena para orangtua menilai beljar itu harus yg duduk manis dan tidak boleh berisik, sedangkan anak2 sedang dalam perkembangan motorik yang tingkahnya suka kesana kemari, begini dan begitu. Jadi, seringkali di rumah saya mereka memang rame, tapi apa hendak dikata, saya justru malah tidak menginginkan mereka belajar karena takut dimarahi, dipukul atau dicubit.
Bukan kata saya. Kata temen saya :-)
Deletetetep semangat selalu mba Wenny. Salam buat adek adeknya (f)
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletesetuju mas :)
ReplyDeleteToss cheer
Deleteterserah engkau sajalah
ReplyDeleteIki sak jane sopo sing marai ngomong ngunu kui :-b
Delete