masrezahabibi.wordpress.com |
Ketika kubaca firmanNya, "sungguh tiap mukmin bersaudara"
Aku merasa senang, kadang ukhuwah tak perlu dirisaukan
Tak perlu, karena ia hanyalah akibat dari iman
Aku merasa senang, kadang ukhuwah tak perlu dirisaukan
Tak perlu, karena ia hanyalah akibat dari iman
Aku ingat pertemuan pertama kita, Akhi sayang
Dalam dua detik, dua detik saja
Aku telah merasakan perkenalan, bahkan kesepakatan
Itulah ruh-ruh kita yang saling sapa, berpeluk mesra
Dengan iman yang menyala, mereka telah mufakat
Meski lisan belum saling sebut nama, dan tangan belum berjabat
Dalam dua detik, dua detik saja
Aku telah merasakan perkenalan, bahkan kesepakatan
Itulah ruh-ruh kita yang saling sapa, berpeluk mesra
Dengan iman yang menyala, mereka telah mufakat
Meski lisan belum saling sebut nama, dan tangan belum berjabat
Ya, kubaca lagi firmanNya, "sungguh tiap mukmin bersaudara"
Aku makin tau, persaudaraan tak perlu dirisaukan
Aku makin tau, persaudaraan tak perlu dirisaukan
Karena saat ikatan melemah, saat keakraban kita merapuh, saat salam terasa menyakitkan, saat kebersamaan serasa siksaan, saat pemberian bagai bara api, saat kebaikan justru melukai
Aku tahu, yang rombeng bukan ukhuwah kita
Hanya iman-iman kita yang sedang sakit, atau mengerdil
Mungkin dua-duanya, mungkin kau saja
Tentu terlebih sering, imankulah yang compang-camping
Aku tahu, yang rombeng bukan ukhuwah kita
Hanya iman-iman kita yang sedang sakit, atau mengerdil
Mungkin dua-duanya, mungkin kau saja
Tentu terlebih sering, imankulah yang compang-camping
Kubaca firman persaudaraan Akhi sayang
Dan aku makin tahu, mengapa di kala lain diancamkan;
"para kekasih pada hari itu, sebagian menjadi musuh sebagian yang lain...kecuali orang-orang yang bertaqwa"
Dan aku makin tahu, mengapa di kala lain diancamkan;
"para kekasih pada hari itu, sebagian menjadi musuh sebagian yang lain...kecuali orang-orang yang bertaqwa"
-Salim A Fillah, Dalam Dekapan Ukhuwah, halm: 31-
hmmm, touching banget :)
ReplyDelete