7-8 July 2012, Summit Note
"Kabut tipis pun turun pelan-pelan di Lembah Kasih.
Lembah Mandalawangi.
Kau dan aku tegap berdiri,
melihat hutan-hutan menjadi suram,
meresapi belaian angin yang menjadi dingin."(Sebuah Tanya - Soe Hok Gie)
Pendakian ke-2 ...
Padahal baru sebulan kemarin naik ke Pangrango bersama teman-teman
MAPATRA. Eh, diajakain lagi sama temen-temen Produksi Polman Mas Yudi
cs. Tanpa pikir panjang, langsung bilang "OK, gua join Mas Yud".
Begitulah kira-kira mozaik setahun yang lalu. Satu hal yang membuat ane
langsung ikut hanya karena satu tempat di Pangrango. "Lembah
Mandalawangi". This is it. Karena pada pendakian sebelumnya ane ga
berkesempatan buat turun ke lembah itu karena waktu yang molor. Oleh
karenanya, semangat nanjak muncul lagi buat sekali lagi merasakan
sakitnya naik ke Pangrango dan duduk manis minum secagkir kopi di Lembah
Kasih, Mandalawangi.
"Mandalawangi"
Sebuah alun-alun kecil yang terletak di lembah di dekat puncak Gunung Pangrango yang merupakan tempat favorit para pendaki. Mandalawangi merupakan sumber air bagi pendaki di Puncak Pangrango dan memiliki padang
edelweis yang cukup luas. Terkadang dijadikan tempat camp dengan
konsekuensi angin yang berputar-putar di waktu malam disertai kabut dan
hawa dingin. Namun menyimpan keindahan dan kepuasan tersendiri bagi ane,
juga para penikmat gunung. Dari sini kedua Puncak Gunung Salak dapat
terlihat jelas jika langit cerah. Soe Hok Gie mengabadikannya dalam puisi berjudul 'Mandalawangi-Pangrango' dan 'Sebuah Tanya".
Lembah Mandalawangi, Pangrango - 8 July 2012
Untuk
mencapai padang edelweiss ini, pendaki harus melalui kawasan Kandang
Badak dahulu, untuk kemudian berbelok ke arah puncak Pangrango. Setiba
di puncak, kembali berbelok menuruni sebuah jalur yang rimbun oleh
pepohonan. Sekitar 20 menit kemudian, sampailah pendaki di Mandalawangi.
"DUET"
Pendakian
ini merupakan pendakian bersama, gabungan temen-temen Produksi Polma
Astra dan Mapala Polman Astra (MAPATRA). Mas Yudi jadi dari Produksi
jadi biangnya. Sampai terkumpullah 22 orang. Kumpul seperti biasa di
Polman hari Jum'at sore dan berangkat pukul 21.00 naik tronton. Langsung
capsus ke Cibodas sampai hampir pukul 01.00 hari Sabtu. Dengan sedikit
perdebatan dengan warga sekitar gapura Cibodas yang ngotot tronton ga
boleh masuk.
Sabtu pagi, 7 Juli. Perut diisi. Perjalanan pun dimulai. Inilah duet kami ...
yang habis sarapan pada unjuk gigi......cliiing
Catatan Waktu
Waktu ini diukur jadi jam ane. Toleransi kurang lebih 30-40 jam dengan barisan penyapu.
~ Cibodas - Pintu Masuk : 06.30 - 06.45 (urus simaksi 10 menit)
~ Pintu Masuk - Pos Panyangcangan : 06. 55 - 09.30 (rest 15 menit)
~ Panyangcangan - Kandang Badak : 09.45 - 11.30
Sepanjang
perjalanan kami bertemu dengan banyak bule. Ane sama Cokli
ngobrol-ngobrol sama 2 bule dari Malaysia dan Norwegia. Lumayan cewek.
Kasihan mereka ditinggalin timnya. Menurut mereka Gunung Pangrango itu
masih indah dan alami. Ini pendakian mereka yang ke-2 di Gunung ini.
Belum Gunung lain di Indonesi (VOTE for INDONESIA :D). Selain bule ada
pendaki marathon. Dua cewe dua cowo dengan pakaian serba mini warna
putih(mirip pakaian biker/pe-sepeda). Woooow. Mereka hanya berbekan air
minum saja. Kayaknya dari Kandang Badak bakal belok kiri ke Gunung Gede
kemudian langsung turun via gunung Putri.
Cerita sepanjang jalur Pintu Masuk-Kandang Badak :
Tim lari-lari
Tim Selow-Selow
Gede baaang batangnya Omm..
Ciyeeeee.... :D
Ada yang sok seksi (Bang Ucok & Bang Indri)
Ada yang sok narsis ...
Ada yang jadi tukang urut dadakan...
Mengadu nasib pula....*^$%^$%*&hg%#@!
Badak gunung atau apa ni?
Seksi oseng-oseng...
Jangan lupa sholat....:D Cinta Alam-Cinta Allah :)
Menuju Puncak ...
Setelah
beerlama-lama di Kandang Badak, pukul 13.45 mulai jalan nanjak ke
puncak dengan 5 orang bercarrier lumayan dan berisi tenda jadi pembuka.
Dapat tugas sampai di puncak secepat mungkin dan langsung nge-tag tempat
nge-camp di Puncak. Soalnya hari itu banyak rombonga bule yang naik ke
Pangrango, 20 orang lebih.
Waktu perjalanan :
~ Kandang Badak - Puncak Pangrango : 13.45 - 16.20 (Tim selow2 nyampe 1 jam kemudian)
Sampai di
puncak tak ada acara foto-foto. Kecapaian. Duduk diam melihat Gunung
Gede denga kawahnya. Cerah banget. Puter lagu nya Steven & Coconut
Treez, Sunset.
"Sunset yang tenang
takkan sejingga...tanpa kau di sini"
Di Lembah Kasih, Mandalawangi
Pukul
05.00 waktu Pangrango, kita turun ke bawah. Menelusuri jalur setapak
berimbun. Dengan mata senter yang memanjang menembus pagi. 20 menit
berselang. Sampailah kita di Lembah Mandalawagi. Subhanallah
Beberapa
anak membawa botol dan jirigen untuk mengambil air. Kemudain
berjalan-jalan di sepanjang Mandalawangi. Dari ujung timur ke barat.
Sampai di barat. Cukup kita menikmati kabut pagi kala itu. Menciumi
wangi tipis bunga edelweis. Memandang barisan gunung Salak. Menunggu
matahari pagi muncul dengan hangatnya.
Cantik dan Manisnya....Edelweis di Mandalawangi.....
Wangi pula
Gunung Salak di Barat
Matahari dari Timur...
Kusambut kalian dengan penuh suka cita....
Keluar jin-nya..hohohoh
Indahnya.....Mandalawangi
Sebuah Tanya (Puisi karya Soe Hok Gie)
Akhirnya semua akan tiba
Pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
Apakah kau masih berbicara selembut dahulu
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap
Sambil membenarkan letak leher kemejaku
Kabut tipis pun turun pelan-pelan
Di lembah kasih, lembah Mandalawangi
Kau dan aku tegak berdiri
Melihat hutan-hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin
Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika kudekap kau
Dekaplah lebih mesra, lebih dekat
Lampu-lampu berkelipan di Jakarta yang sepi
Kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya
Kau dan aku berbicara
Tanpa kata, tanpa suara
Ketika malam yang basah menyelimuti Jakarta kita
Apakah kau masih akan berkata
Kudengar derap jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta
Hari pun menjadi malam
Kulihat semuanya menjadi suram
Wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara
Dalam bahasa yang kita tidak mengerti
Seperti kabut pagi itu
Manisku, aku akan jalan terus
Membawa kenang-kenangan dan harapan-harapan
Bersama hidup yang begitu biru (Soe Hok Gie - 1 April 1969)
0 comments