Rasanya
belum seminggu cerita di tanah Jogja mulai pudar. Tokoh-tokohnya pun
mulai kulupa namanya berikut pula beberapa jam berinteraksi dengan
mereka. Jadi izinkan saya membekukan momen-momen berkesan dengan kalian
lewat tangan dan tulisan ini.
Hari
itu Jum'at. Tanpa mampir ke kosan aku langsung cabut dari pabrik di
panasnya pinggir Karawang, kemudian menembus 3 jam kemacetan bersepeda
motor menuju Pasar Senen Jakarta Pusat. Di sana sudah menunggu sesorang
yang sebulan sebelumnya sudah mengompor-ngompori aku untuk ikut
dengannya ke Jogja. Untuk satu acara asing tapi sepertinya asik, Kopdar
Blogger Nusantara 2013. Kopdarnya sih biasa, paling juga itu-itu juga.
Yang bikin penasaran adalah blogger dan embel-embel Nusantaranya. Ngeblog
memang baru tahun ini, tapi lama-kelamaan ketemu juga 'klik' nulisnya.
Bagi seorang newbie seperti diriku, mendengar ada yang kayak gitu
langsung saja bilang OK membalas sms ajakan dari temanku yang 15 menit
sampai duluan di stasiun.
Langsung saja kuperkenalkan mereka, teman-teman baru oleh-oleh dari tanah Jogja.
1. Zaitun Hakimiah NS
Dia mah udah bukan baru lagi, tapi juga bukan usang kok. Hahaa. Temen
kuliah dari 3 tahun yang lalu yang menjadi kompor cerita ini. Di sana
aku hanya menjadi downline dan datang tanpa membawa bendera komunitas
mana pun. Thanks yo Mi, wes ajak-ajak. Jo bosen bosen yooo. Semoga
pakaian yang kebetulan sewarna tidak menjadikan isu lain yang
berkepanjangan. Jangan lupa, dove atau pigeonnya dikasih makan di kosan.
Hahaa. Udah clear yaa, dua-duanya sama.
2. Mbak Dhita Kusuma Dewi
Temen Mia waktu SMA. Saya cuma bisa pesen, jangan galau lagi
gara-gara bukunya Bung Felix Siaw. Pede bae lah. Suwun ya, makan sekotak
makan siang darimu menjadi pegangan tangan menyusuri ujung Desa
Gombang. Walau akhirnya hanya sekotak nasi itu hanya berujung di
sandaran tiang mushola karena perut kami tak mampu menikmatinya. Sudah
terganjal 'alen-alen'nya simbah di perempatan desa.
3. Mbak Vera S Astanti
Kalau ga ada Mbak Ve yang satu ini, entah jadi apa liburan ke Jogja
ini berakhir. Sungguh bis Bojonegoro pimpinan Mas Didik dkk yang penuh
sesak menyebak Jalan Malioboro yang padat lekat jauh lebih keren
daripada kendaraan terbaik mana pun. "It's not about price, but value",
kalau Pak Dosen salesmanshipku bilang. Terima kasih tumpangan dan jamuan
makannya. Dan gara-gara Mbak Ve pula, saya dan empat yang lain ga bakal
lupa hampir satu jam duduk bengong di tangga Terminal Giwangan hanya
menantikanmu. Eh, salah. Menantikan TransJogja 3A. Hahaha.
4. Mbak Astaria Eka Santi
Saya masih kepikiran. Nih anak malah beli permen gulali saat aku dan
yang lain saling berfikir, nih keraton mana gerbang depannya sih ya?
Yang bikin geli malah bilang kalo cewek itu kaya uler. Waah, nyai
Blorong apa kali ya?? Makin ada ada saja kan? Dan yang paling parah
membuat Mbak Mia dengan bebasnya melempar HP barunya karena tingkahnya
pula yang agak sedikit reaktif. Ckckck. Tooosssshh.
5. Mbak Titik Nurjannah
Ini dia nih otak dibalik kaburnya kami berlima dari bosannya acara
resmi Kopdar nya. Asli Jogja lagi, yaudah jadilah mbak Titik tour guide
sekaligus fotografer kami berkeliling di sebagian kecil Jogja. Sebagian
besarnya ga tau kapan. Kalo ga ada dia mah paling aku dan Mia sampai
siang bolong juga masih bengong di gubuk joglo di pinggir sawah Tembi. Nanti kalau saya ke Merapi mampir deh ke Sleman. Eh, saya belum ditag tuh foto-fotonya??
6. Mas Nova, Mas Ridho, Mas Anas di Rumah Pak Mulyanto
Semakin malam keaktifan saya hanya berlanjut dengan menghabiskan
kacang rebus dari Pak Mul, seiring kalian bertiga ngobrol seru soal CMS
lah, domain lah, PHP lah, SEO lah. Gek yo opo iku??? Aku hanya melongo
ga ngerti ujung pembicaraan mereka.
7. Mas Sitam
Liaison Officer kelompok kamar 22A yang belum pernah menunjukkan
dirinya di depan mataku. Yang sering nongol adalah sms nya. Tenang aja,
dimaafkan kok. Sorry ya, aku pulange buru-buru. Si Gaya Baru Malam di
Lempuyangan tak sabar menantiku. Mana nih saya belum di "at"?
Tak
ada maksud apapun dariku menulis tentang kalian di sini. Aku hanya tak
ingin melupakan kalian karena byte memori di otakku tak mampu merekam
dengan jeli dan abadi perkenalan kita.
Separagraf
yang aku tulis pun tak sepenuhnya menggambarkan keseluruhan orang dalam
cerita itu. Yang kutuliskan hanya kenangan sejam dua jam dengan mereka
agar ketika aku tua nanti bisa mambaca tulisan ini kemudian tersenyum
pongah teringat kalian.
Jadi, saya minta maaf kalo tulisannya ga cocok banget dengan kalian. Senang mengenal kalian. Jabat erat dari saya
Kalo kalian mau ke Jakarta calling saja. Mia siap menjadi tour guide kalian. Saya sih engga kayaknya. hahaha
Terakhir.... biar postingan ini ikut andil dalam kompetesi tulis-menulis, saya ucapkan....
Terakhir.... biar postingan ini ikut andil dalam kompetesi tulis-menulis, saya ucapkan....
0 comments