Gedung Kwarnas Gerakan Pramuka, 21 September 2013
"Tok...took...toook... Ini benar tempat pertemuan dewan guru FGIM?"
"Iya mas, baru atau sudah ikut sebelumnya"
"Baru pertama kali mbak"
"Okay, selamat datang. Tulis nama di sini ya?"
(sebuah ID card sangat simpel. Tulis nama dan tempel)
"Tok...took...toook... Ini benar tempat pertemuan dewan guru FGIM?"
"Iya mas, baru atau sudah ikut sebelumnya"
"Baru pertama kali mbak"
"Okay, selamat datang. Tulis nama di sini ya?"
(sebuah ID card sangat simpel. Tulis nama dan tempel)
Aku
melangkahkan kaki ke tempat dan suasana yang benar-benar baru. Siang
itu, aku menghadiri undangan menjadi relawan #KerjaBakti lebih awal,
dewan guru FGIM di Gedung Kwarnas Pramuka di dearah Gambir.
Aku canggung. Entah dirasuki semangat apa aku hadir di 'zona' yang jauh dari kehidupanku sebelumnya. Kuliah
lima hari seminggu dari pukul 7.30 hingga 16.30, akhir pekan hanya
disibukkan dengan menyelesaikan tugas dan kegiatan UKM. Agak menjauh aku
sesekali menghadiri beberapa kajian agama di daerah Menteng dan Masjid
Istiqlal. Lebih jauh aku membiarkan diri dalam kebosanan panjang magang
di daerah Jaksel dan Tangsel. Dan paling jauh pun hanya naik gunung di
daerah Sukabumi.
Aku
yang bukan downline dari siapapun ini sendirian. Untung saja ada Mas
Rakhmat. Perbincangan dengannya membuatku tidak merasa kikuk lagi. Dia
juga sama denganku, datang hanya dengan semangat yang ditularkan oleh
kabar-kabar tentang Indonesia Mengajar.
Hingga sambutan MC pagi itu mulai membuka titik-titik wawasan baru,
mengajak ku untuk terus terdampar, terjerumus bahkan terjerembab di
'zona' baru ini.
"Selamat datang di Kerumunan Positif..."
Aku kenal Indonesia Mengajar
hanya dari internet. Saat itu bulan Mei. Salah satu teman facebookku
memposting profil seorang Pengajar Muda asal Magetan, tempat
kelahiranku. Rasa penasaran tingkat tinggi pun membawaku pada website
resminya. Membaca setiap jengkal halamannya. Bagian yang paling kontras
di sisi kanan, "Daftar menjadi Pengajar Muda angkatan VII". Aku pun ikut
menjadi bagian dari itu, mendaftarkan diri. aai itu aku yang sedang
menjalani program magang Semeter VI sekaligus pembuatan Tugas Akhir
sebagai syarat kelulusan D3 ku. Mulai dari pendaftaran itu, passion baru
mengembang dalam benak. Tentang menjadi seorang guru, tentang rumah
baca, tentang Indonesia. Namun belakangan semua itu buyar karena
penolakan 'keras' ibuku. Dan Tuhan pun meng-iyakan. I'm not qualified.
Dan dari situ pula undangan dewan guru FGIM itu datang.
Dan aku pun mengumpulkan ulang buyar-buyar passion itu.
I just follow what my heart says. No body constain me to take this path. It's a bit of honesty.
0 comments