23 Sept 2013, Diary Note
Menulis
Sudah
blog yang ke berapa yang saya buat. Hampir semuanya bernasib sama,
terbengkalai. Niat di awal memang sangat bersemangat. Tanya-tanya ke
mbah google gimana cara bikin tampilan blog yang keren. Minta tolong
sana-sini minta diajarin pasang widget yang aneh-aneh. Begitu sudah
jadi. Blaaaaaank. Tanya sama diri sendiri,
"Mau nulis apa ya??"
Pertanyaan
fatal. Sefatal nasib blog-blog ane terdahulu. Ibarat masuk sekolah
pagi-pagi, sesampainya di kelas berdo'a rutin kemudain bertanya kepada
ibu guru dengan polosnya,
"Saya masuk sekolah mau ngapain ya Bu Guru??"
Hadeehh...jedieeerrrr...
Memang
ini nih yang jadi problem utama. Niat yang kurang terarah. Semuanya
dilakukan hanya karena lagi booming lah, lagi nge-trend lah. Ujung
ujungnya ya sama aja. Tidak menghasilkan suatu tulisan apa pun. Hanya
jadi pelampiasan rasa, pengen.
Dulu,
ane berfikir. Kayaknya kalo punya laptop bagus jadi semangat buat nulis
sesuatu, minimal sebulan satu lah -payaaah-. Terus koneksi modem lancar,
jadi mau cari referensi gampang-sebenarnya cuma pengen copas aja-. Atau
jika tampilan blognya sudah keren jadi ada rasa buat menuhin isi
blognya. Tetapi hasinya masih sama saja. Nihil.
Jadi hal
kedua yang sebenarnya diperlukan bukanlah segi fasilitas dan sarana.
Tetapi tindakan jauh lebih dibutuhkan. Action. Dan yang satu ini lebih
susah minta ampun. Keterbatasan kata, kekakuan bahasa dan ketumpulan
rasa campur aduk di sini. Jari-jari menjadi tegang dan lebih sering
menekan tombol Backspace dan Delete saat mulai mengetik. 50:50
perbandingannya. Setidaknya itulah yang saya rasakan dulu. Wahahahaa,
jadilah karya abstrak yang tak seorang pun bisa membacanya. Termasuk
saya, sang penulis.
Di awal
tahun 2013 mulailah saya dengan niat baru dan semangat yang masih
menggebu. Oke, nanti saya akan nulis perjalanan pendakian saya ke gunung
A, B, C, ... . Nanti saya mau nulis cerita saya waktu pulang kampung
ah. Juga nyelipin beberapa sastra puisi saya dulu. Dapet satu point deh,
niat yang jelas.
Kebetulan
awal tahun 2013 saya magang sehingga punya waktu luang malam hari.
Tugas kuliah sudah habis. Mulailah belajar mengolah kata bahasa. Gaya
bebas. Action mulai berjalan. Posting pun terpanjang. Alhasil beberapa
tulisan pun terselesaikan. Yah, memang konsep tulisannya sudah difikir
matang-matang sebelumnya. Sambil bengong, nglamun, nyetir motor, nunggu
busway, ngopi.
Tapi tak
berselang lama kemauan menghilang. Konsep cerita yang difikir
matang-matang mulai malas untuk digarap. Ga tau kenapa. Jadilah
produktivitas menurun. Semua konsep akhirnya hanya jadi angan-angan. Tak
terlunaskan. Kekauan bahasa pun kembali mendominasi. Dan akhirnya vakum
selama 2 bulan.
Yaaah,
akhir-akhir ini saja mulai mengisi kembali pot-pot postingan yang sudah
kering. Mulai belajar menulis tanpa konsep. Udah ketik saja. Apa saja.
nanti kalo jelek tinggal edit. Yang penting tulis dulu. Ada ide langsung
ketik, save di draft. Ga masalah, sekarang draft ane jadi numpuk. Jadi
judul sama kalimat pertamanya saja. Masih saja payah. Tapi ya bodoh
amat. Se kalimat pun ntar juga jadi banyak.
Serindang Bonsai
Bonsai |
Kalo boleh
saya bilang, blog saya sekarang tumbuh bukan seperti pohon yang
rindang. Yang akarnya menjulur-julur kuat dengan pohon yang menjulang
tegak. Kemudian rantingnya bersilang-silang dengan dedaunan hijau yang
lebat. Pun itu masih dikaruniai buah-buah segar dengan bunga bermekaran.
Masih jauh dari derkripsi saya tersebut. Deskripsi itu hanya terwujud
saat psikotes masuk kerja. Suruh gambar pohon. hanya di situ.
Di
sini blog ane hanya tumbuh mirip pohon bonsai. Berkali kali saya
upgrade tampilannya -belum bisa meninggalkan kebiasaan lama- agar nampak
indah, namun postingannya ya itu-itu aja. Ga berkembang. Jadilah pohon
bonsai di potnya yang kecil. Akarnya hanya serabut, pohonnya tak
setinggi lutut. Daunnya, yah jari pun bisa menghitung. Buahnya?? Belum
numbuh, hanya daun saja. Begitulah nasib blog ini sampai tanggal 23
September 2013. Terlihat keren tampilannya -subjektif saya- tapi kurang
berbobot buah isinya.
Akan
lebih cocok sepertinya jika nama blog ini diganti. Pasnya jadi Catatan
Sebonsai Cantigi. Yaah. Cantigi yang asli aja sudah sangat kecil
pohonnya, apalagi dibonsai??
Mau jadi apa nanti?
0 comments